Alat Pijat Kayu Tetap Diminati

Sekali berarti, terus berproduksi. Demikian pula dengan Moch Yamin & Mitra yang tak berhenti membuat usahanya terus menggelinding. Alat pijat Kediri ini terus menggeliat.


Alat pijat, juga biasa dikenal sebagai alat pijat refleksi, ternyata lumayan laku. Sekali berpameran, tingkat penjualannya bisa menyamai omset sebulan. Tengok saja pengalaman Kabupaten Kediri ketika berpameran di Kaliwates, Jember, Jawa Timur, Agustus tahun lalu. Alat pijat Kediri diminati masyarakat Jember. Dengan harga Rp 7.500 per biji, produk ini terjual 4.600 biji selama empat hari. Berarti angka nominal penjualan adalah Rp 34.500.000.

Pengalaman hampir serupa dialami Moch Yamin & Mitra ketika berpameran di Kabupaten Expo di Jakarta bulan lalu Meski tingkat penjualan lebih rendah tetapi angka nominal penjualannya tak kurang dari omset rata-rata per bulan Rp 12 juta. Penjualan rata-rata per bulan ini dihitung dari produksi rata-rata per hari 50 biji dikali 24 hari dikali rata-rata Rp 10 ribu per biji.Demikian pula harga jual yang dipatok juga berbeda, yakni berkisar antara Rp 10 ribu-Rp 20 ribu.

Menurut Kuspriyanto, dari Moch Yamin & Mitra, yang memberi nama usahanya Ortodhox Art, kalau dilihat barangnya memang kecil tetapi manfaatnya bagi kesehatan sangat besar, maka peminatnya semakin hari bertambah.

Dulu waktu diciptakan pertama kali seorang warga Semen, Kediri, pemasarannya hanya sekitar wilayah Kediri, Nganjuk, Magetan, Madiun, Ponorogo, Trenggalek dan Tulungagung. Tapi sekarang sudah menyebar sampai ke Bali, Kalimantan, hingga kawasan Asia meliputi Thailand, Hongkong, Taiwan, dan Jepang.

Kayu kecil berbentuk segi tiga yang mempunyai diameter sekitar lima senti meter tersebut, guna dan manfaatnya banyak sekali. Jika dipijatkan ke titik-titik tertentu di tangan dan kaki dapat memperlancar peredaran darah, mengoptimalkan fungsi-fungsi syaraf, pencernaan dan organ-organ tubuh vital lainnya.

Jika ingin hidup sehat makanlah, makan yang sehat bebas dari zat-zat kimia, buah-buahan yang banyak mengandung vitamin A,B,C dan D, makanan berserat, minum air putih yang banyak, tidur cukup dan pijatlah titik-titik refleksi di tangan dan kaki secara teratur dan tepat.

Jika ingin memiliki alat pijat produk Moch Yamin & Mitra, bisa beli langsung di bengkelnya, Desa Sonorejo, Kecamatan Grogol, Kediri, Jawa Timur, atau pesan saja via telepon 0812 331 3379. Harganya cukup murah. Untuk alat pijat berbentuk segi tiga yang berguna memijat refleksi, urut dan kerokan Rp 10 ribu per biji. Demikian pula dengan alat pijat blender kecil untuk sakit migren, sakit kepala dan kerok leher. Sementara harga alat garuk Rp 12.500 per biji, sedangkan blender besar bergigi yang berfungsi memijat karena kesemutan Rp 20 ribu per biji.

Sekali berarti, tak pernah mati. Meski penemu pertama kali alat pijat ini sudah mati sekalipun, karyanya terus diproduksi, terus dinikmati, terus ikut serta menjaga kesehatan anak-anak manusia. Karena itu, di kawasan bengkel Ortodhox Art tak sulit menjumpai beberapa industri rumah tangga yang memproduksi alat pijat ini yang umumnya dibuat dari kayu sono dan jati.

Pisau, tatah, amplas, dan gergaji, sudah cukup sebagai perlengkapan untuk membuat alat pijat ala Kediri. Dengan tangan-tangan cekatan dan piawai memainkan pisau dan tatah, mereka, lima pekerja di Ortodhox Art, mampu menghasilkan 10 alat pijat per hari. Setelah berbentuk sesuai jenis alat pijat, tinggal dikasih pernis untuk memperindah warna kayu asli hingga lebih mengkilap. Jadilah alat pijat yang berguna untuk menjaga kesehatan atau menyembuhkan rasa sakit.

Jenis produksi dari industri rumah tangga di Kediri sangat beragam. Selain alat pijat, ada kain kelambu filtrase, gorden, taplak meja, sarung bantal dan guling, sarung teve, tas sekolah, tempat tisu, mukena sutera, baju muslim bordir, kripik tahu, madu asli, sewor, entong –alat dapur yang terbuat dari tempurung kelapa, dan lain-lain. Jamak diketahui, Kediri juga dikenal sebagai kota tahu.

Dengan budaya masyarakatnya yang memiliki etos kerja tinggi, tak heran jika di Kediri tumbuh karya usaha yang juga terbilang unik seperti alat pijat tadi. Memang tampaknya mudah membuat alat-alat pijat kesehatan karya orang Kediri tersebut. Namun butuh ketekunan dan ketelatenan. Sebab membentuk sebuah alat pijat dengan jenis tertentu dan diameter tertentu yang cocok untuk fungsi pemijatan masing-masing tak hanya butuh kesabaran, tetapi lebih dari itu adalah keahlian. Apalagi media yang dibentuk dengan cara memotong, memahat, mengamplas dan memplitur, adalah kayu sono yang keras dan kayu jati yang lebih keras.

Nah, Moch Yamin & Mitra telah menorehkan kerja kerasnya dalam membuat usaha alat pijat yang berguna bagi kesehatan. Awalnya mereka tak membayangkan bagaimana pasar bakal menyambutnya dengan hangat. Namun, pelan tapi pasti, pasar tumbuh secara getok tular, dari mulut ke mulut para pemakai alat pijat bercerita tentang pengalamannya menggunakan alat pijat dari kayu itu, dan pasar pun menyebar, menjangkau luar negeri.[Profil Usaha » Edisi 103 / Tahun II / Tanggal 9 Juni - 15 Juni 2008]

Label:

0 komentar: