Surga Kepulauan Nan Memesona

Gugusan pulau-pulau membentang luas di semua wilayah kabupaten Maluku Tenggara Barat. Tentu saja laut mengitari pulau-pulau yang indah itu berikut kekayaannya yang luar biasa. Sayangnya, hampir separuh warga yang mendiami “surga kepulauan” ini masih miskin.

Pesona laut di wilayah Maluku Tenggara Barat (MTB) begitu mempesona. Ia juga menawarkan beragam suasana, kadang berupa hentakan gelombang ganas yang menakutkan dan kadang pula tampak anggun dan menenteramkan. Sementara di dalam laut yang bening membiru itu terdapat segala jenis spesies ikan dan kekayaan tiada tara.

Wilayah MTB adalah bagian dari pusat keragaman hayati laut di dunia (epicenter of the world marine biodiversity). Ini memungkinkan karena letaknya sangat strategis di antara dua samudera (Hindia dan Pasifik). Secara geografis posisi ini kemudian membentuk suatu bio-ekoregion yang berada di dalam suatu jaringan segitiga terumbu karang (coral triangle) bersama kawasan laut lainnya di dunia. Posisi laut banda yang berhubungan langsung dengan laut pulau yang ada di wilayah MTB sangat menguntungkan karena menjamin tingkat kesuburan perairan yang terus menerus dan merupakan barier terhadap ancaman habitat laut oleh perubahan klimat yang ekstrim (naiknya suhu permukaan air laut karena elNino).

Luas wilayah MTB 125.442 kilometer, terdiri dari bentangan laut seluas 110.838,4 km dan daratan 14,584 km atau 88,37% adalah wilayah laut. Penduduknya tinggal di 88 pulau dari 133 pulau yang ada. Wilayah laut mengandung sejumlah sumber daya yang dapat dimanfaatkan langsung maupun tidak langsung. Sumber daya yang terdiri dari sumber daya yang terbarukan (hayati) tetapi juga yang tidak terbarukan (non-hayati) seperti ombak, angin, mineral, dan berbagai jasa kelautan yang dapat dikembangkan.
Wilayah laut MTB juga adalah bagian daerah hunian dan hampir 10 kali lipat jumlah jenis terumbu karang yang ada di laut Karibia (atlantik). Selain itu, MTB merupakan bagian dari perairan Indonesia Timur yang menyimpan hampir 0,25% jumlah jenis (species) ikan dunia. Kekayaan ini tersebar di empat gugusan kepulauan yang ada sehingga diharapkan dapat berperan sebagai sentra produksi unggul.

MTB menjadi alur migrasi (migration corridors) sejumlah hewan laut berukuran besar seperti ikan paus, lumba-lumba, hiu, pari, duyung, dan berbagai jenis ikan permukaan (pelagic) yang besar seperti ikan layar dan tuna. Hal ini memungkinkan karena laut dalam disertai dengan teluk sempit antar pulau yang kemudian menjadikan perairan ini sebagai tempat ideal untuk mencari makan (feeding), berkembang biak (breeding), menyusui (calving), dan bersarang (nesting).

Meski demikian, potensi kekayaan ini belum dapat dimanfaatkan secara baik dan maksimal untuk kesejahteraan masyarakat. Ini tergambar dari angka keluarga miskin dan penduduk miskin yang masih tinggi, yakni 43,55% dan 46,23%. Keluarga miskin dan penduduk miskin tersebar pada semua kecamatan di MTB.

Bupati MTB Bitzael Sylvester Temmar mengakui hal itu. Karena itu, pihaknya sudah menyiapkan model pembangunan perikanan-kelautan, yakni dengan mengindentifikasi potensi laut dan pesisir, rehabilitasi lingkungan laut, pengaturan tata ruang dan wilayah pesisir, eksploitasi sumber daya laut, dan peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya nelayan. “Langkah ini menjadi bagian dari blue print membangun MTB ke depan,” ujar Temmar di ibukota MTB, Saumlaki.

Warga yang mendiami surga kepulauan ini juga berharap agar MTB benar-benar menjadi surga kepulauan bagi semua orang. “Potensi ekonomi tinggi, tapi perlu pengelolaan yang lebih baik. Dari kekayaan laut saja sudah cukup membebaskan warga sini dari kemiskinan, apalagi jika potensi wisata bahari juga diragap,” ujar warga Saumlaki, Evert Makupiola. Shodiqin/ Maluku Tenggara Barat [Polemik, Tahun I, Edisi 2, 9-15 Maret 2009]


Label:

0 komentar: