Bisnis Kemilau Putri Malu Dunia

Siapa tak mengenal batu permata? Benda yang berkilauan ini digemari banyak orang: dari preman hingga presiden. Wajar bila bisnis ini sangat menjanjikan.

Selama 30 tahun, Abd Nasir H menggeluti bisnis batu permata. Dari sini, pria separoh baya itu hidup dan menghidupi keluarganya. Tepatnya, di Jl A Yani Km 39,8 RT 01 RW 02 No. 2 Kel Jawa Martapura, Kalimantan Selatan, ia mengendalikan usahanya. Sepanjang berbisnis batu permata sejak 1978, Nasir –begitu ia kerap disapa, tak pernah kekurangan pembeli. Omsetnya tak kurang dari Rp 30 juta per bulan. “Itu dalam keadaan pasar tak ramai,” ujar Nasir. Tentu saja kalau pasar lagi ramai omsetnya bisa berlipat. “Biasanya pada hari-hari menjelang Idul Fitri, Natal dan tahun baru, permintaan berlipat,” tambahnya.

Meski sudah puluhan tahun berusaha di bidang batu permata dengan pelanggan yang sudah terbilang cukup, Nasir tak berpangku tangan mengandalkan penjualan di tokonya yang terletak di Pasar Niaga Baru Blok A No. 11, Martapura, Kalimantan Selatan. Namun ia terus mengembangkan pasarnya dengan mengikuti pameran di berbagai tempat. Kota Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Surakarta-Jawa Tengah, dan berbagai kota lainnya, pernah ia singgahi berjualan di tengah pameran. “Kalau pas lagi beruntung, barang yang saya bawa terjual habis. Bahkan seringkali ada peminat baru yang mengorder,” kata Nasir, yang mengaku membawa barang-barangnya ke dalam pameran senilai tak kurang dari Rp 100 jutaan.

Harga batu permata di tempat Nasir bervariasi. Gelang asesori ada yang berharga Rp 10 ribu, lalu cincin jenis batu kelulud dengan pengikat perak dan suasa (emas muda 33%) yang dikombinasi berharga Rp 325 ribu, sementara cincin emas muda yang dikombinasi dengan berlian bermata satu 0,20 karat berharga Rp 4 jutaan. Bahkan, ada batu permata dengan diameter 2 sentimeter berharga puluhan juta rupiah, serta harga berlian yang mencapai Rp 50-an juta lebih.

Untuk memenuhi kebutuhan bisnis, Nasir juga mengolah sendiri batu-batu permata itu menjadi cincin, gelang, kalung dan asesori dalam berbagai model. Ia melibatkan beberapa pengrajin yang bekerja secara lepas. Ongkos bikin Rp 3 ribu untuk bentukan cincin biasa. Seorang pekerja bisa menyelesaikan 10 cincin per hari. Sementara cincin dengan kombinasi emas, ongkos bikinnya sampai Rp 50 ribu. Seorang pengrajin bisa menyelesaikan 2 biji per hari. Jadi, selain menguntungkan buat diri Nasir, para pengrajin yang tinggal di dekat rumahnya juga menuai hasil: per orang Rp 30 ribu-Rp 100 ribu per hari.

Jenis-jenis batu permata yang dibisniskan Nasir adalah Pirus dan Merah Siam dari Timur Tengah. Kalimaya dari Banten dan Australia. Krista dari Austria. Jamrud dari Rusia dan India. Merah Delima dari Srilanka dan Afrika. Mata Kucing dan Yakut Kuning dari Srilanka. Safir dari Srilanka dan Bima. Rubi dari Afrika. Juga batu akik dari Kalimantan, yang lebih keras dari batu akik Jawa. Selebihnya, “Saya dagang berbagai macam jenis berlian dan asesori yang terbuat dari buah fukaha asal Timur Tengah,” ungkap Nasir.

Wajar, bisnis batu permata atau biasa disebut batu mulia ini sangat menjanjikan. Peminatnya datang dari berbagai kalangan, dari preman hingga presiden. Tentu saja dengan ragam alasan keperluan sang peminat: ada penggemar batu permata yang menikmati kemilau, bentuk, desain, atawa fisik batu permata yang indah itu, serta ada pula penggemar yang hobi mengoleksi batu permata karena berkenaan dengan mitos keberuntungan.

Mengenai mitos batu mulia yang membawa keberuntungan tak pernah hilang sejak zaman Mesir kuno hingga sekarang. Perhatikan saja, mulai dari preman, pelawak, ibu rumah tangga, peragawati, hingga raja dan presiden, mereka menyukai dan memakai batu mulia. Lantas, apa daya tarik batu ini?

Konon, orang yang mengenakan batu mulia akan dikasihi oleh lawan jenis. Ada juga batu yang membuat awet muda, penyembuh penyakit, bahkan ada yang percaya batu jenis tertentu bisa membuat pemakainya kebal senjata. Di luar itu, tentu keindahan dan efek psikologis yang terpancar dari batu mulia membuat orang jatuh cinta.

Secara umum, batu mulia terdiri atas dua kelompok utama, yaitu batu permata mulia (precious stone) dan batu permata setengah mulia (semiprecious stone). Di antara batu permata mulia, hanya intan atau diamond yang ditemukan secara ekonomis dan ditambang sejak abad ke-16, sementara yang lainnya belum maksimal, seperti merah delima (ruby), safir (sapphire) dan zamrud (emerald).

Berbeda dengan batu permata mulia, batu permata setengah mulia ditemukan di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Jenisnya sangat beragam dan keindahannya tidak kalah dengan batu mulia sejenis dari luar negeri seperti opal, kecubung, akik, krisopras, krisokola, dan lain-lain. Karena keindahannya, maka 24 jenis batu mulia asli Indonesia telah diabadikan dalam perangko Republik Indonesia selama 5 tahun berturut-turut, sejak 1997 sampai 2001.

Di dunia ini tidak semua tempat mengandung batu permata. Di Indonesia hanya beberapa tempat yang mengandung batu permata, antara lain di Pulau Kalimantan berupa intan (berlian). Baru-baru ini ditemukan intan 200 karat yang dikenal dengan Intan Putri Malu, di Desa Antaraku, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Kalsel pada 1 Januari 2008 yang beritanya sampai menghebohkan negeri Jerman.

Pesona Batu Mulia
Sejak dahulu kala, batu mulia masih dipercaya sebagai lambang zodiak. Salah satunya, batu yang berhubungan dengan bintang kelahiran masih dipakai orang. Lambang zodiak pada batu adalah Aquarius = Kecubung, Pisces = Turquoise, Aries = Intan, Taurus = Zamrud, Gemini = Agate Cancer = Mirah delima, Leo = Sardonix, Virgo = Safir, Libra = Opal, Scorpio = Topaz, Sagitarius = Turquoise, dan Capricorn = Agate.

Selain jenis batu mulia bervariasi, warna batu mulia juga sangat beragam, mulai dari merah, kuning, hijau, biru, atau putih. Kalau dahulu batu mulia hanya terkenal karena digunakan untuk cincin, kini aneka perhiasan seperti gelang, kalung, anting, bros, pin atau tasbih juga dibuat dari batu mulia. Untuk menambah keindahannya, batu mulia tersebut didesain dan digabungkan dengan berlian, emas, dan emas putih.

Di antara berbagai jenis batu mulia, intan berharga paling mahal dan paling tinggi nilainya. Batu ini merupakan batu yang paling keras dan memiliki cahaya paling terang di antara batu mulia lainnya karena mempunyai susunan kristal kubus. Terdapat sembilan unsur kristal yang dimiliki oleh intan. Hal inilah yang menyebabkan pantulan-pantulan sinar yang masuk ke dalam ruang intan tidak dibiaskan ke satu arah, akan tetapi ke sembilan bangun kristal ruang dan membuat kilauan indah! [OI, profil usaha, Tahun III, Edisi 110, 28 Juli-3 Agustus 2008]


Label:

0 komentar: